Ketika Pemimpin Tak Lagi Melihat Nilai Nilai Aqidah, Akhlak Dan Kemanusiaan Maka "Haus Kekuasaan Adalah Jalan Menuju Kehancuran"
- Ridwan Umar
- 1 hari yang lalu
- 1 menit membaca

Di Saat Pemimpin Tak Lagi Melihat Nilai Nilai Aqidah, Akhlak Dan Kemanusiaan Maka "Haus Kekuasaan Adalah Jalan Menuju Kehancuran"
Gowa Sulsel -- Ketua Dewan Pimpinan Pusat LSM Gempa Indonesia, Amiruddin SH Karaeng Tinggi, kembali menegaskan sikap moral dan prinsipilnya terhadap fenomena orang-orang yang bernafsu mengejar kekuasaan tanpa mempertimbangkan nilai-nilai aqidah, akhlak, dan kemanusiaan.
Dalam keterangannya, Amiruddin menyatakan bahwa individu yang haus akan kekuasaan, hingga rela mengorbankan prinsip, keadilan, dan kesejahteraan orang lain, dapat dikategorikan sebagai manusia yang menjadi "Pelacur Kekuasaan". Mereka, kata Amiruddin, tidak lagi berpegang pada aqidah yang benar, kehilangan akhlak mulia, dan mengabaikan moral yang seharusnya menjadi pedoman dalam setiap tindakan.
"Orang-orang seperti ini tidak peduli melihat penderitaan rakyat. Asal diri mereka bahagia dan tercapai ambisi pribadinya, segala bentuk kezaliman pun dianggap wajar," ujar Amiruddin.
Ia melanjutkan, bahwa sudah banyak contoh dalam sejarah maupun kehidupan nyata: mereka yang bernafsu pada jabatan semata untuk memperkaya diri akhirnya berakhir tragis. Tidak sedikit yang harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum, bahkan merenungi nasibnya di balik jeruji besi.
"Kekuasaan seharusnya digunakan sebagai amanah untuk mensejahterakan rakyat, bukan untuk memuaskan hawa nafsu duniawi dengan berbagai cara yang dilarang oleh agama," tegasnya.
Amiruddin mengingatkan kepada semua pihak, bahwa kekuasaan hanyalah titipan dan ujian dari Allah SWT. Ia berharap semua elemen masyarakat, khususnya para pemimpin, selalu menjaga integritas, berpegang teguh pada nilai-nilai agama, serta menempatkan kepentingan umat di atas segala kepentingan pribadi.
"Karena sejatinya, kekuasaan yang tidak diiringi dengan rasa takut kepada Allah akan membawa kehinaan di dunia dan penyesalan di akhirat," pungkasnya .
( MGI/Red. )