top of page

Ketua DPP LSM Gempa Indonesia : Terbongkarnya Kemiskinan Ekstrem di Gowa "Ini Tamparan Keras" Bagi Klan YL Selama Berkuasa 30 Tahun

Gambar penulis: Ridwan UmarRidwan Umar

MEDIAGEMPAINDONESIA, COM.


GOWA SULSEL. -- Kabupaten Gowa yang selama ini dikenal kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusia ternyata masih menyimpan realitas pahit. Ketua DPP LSM Gempa Indonesia, Amiruddin SH Karaeng Tinggi, mengungkapkan bahwa selain masyarakat miskin dan warga di bawah garis kemiskinan, ternyata masih ada kategori miskin ekstrem yang kondisinya jauh lebih parah.


Hal ini terbukti dengan program pendataan warga miskin ekstrem yang dilakukan oleh Dinas Sosial Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Program ini seolah membuka mata publik bahwa kemiskinan masih menjadi masalah serius di Gowa, bahkan lebih buruk dari yang selama ini diperkirakan bukan lagi miskin atau dibawah garis kemiskinan tapi MISKIN EKSTRIM.


Perbedaan Miskin dan Miskin Ekstrem


Dalam keterangannya, Ketua DPP LSM Gempa Indonesia menjelaskan bahwa masyarakat miskin adalah mereka yang masih bisa memenuhi kebutuhan dasar meskipun dengan keterbatasan. Sedangkan miskin ekstrem adalah mereka yang hidup dalam kondisi sangat memprihatinkan, bahkan kesulitan untuk sekadar makan sehari-hari.


Ironisnya, program pendataan ini justru menjadi tamparan bagi kepemimpinan klan YL yang telah menguasai Gowa selama kurang lebih 30 tahun. "Bagaimana mungkin setelah puluhan tahun berkuasa, masih ada masyarakat yang hidup dalam kondisi miskin ekstrem? Apa yang dilakukan selama ini Dinas Sosial ?" tegasnya.


Program 100 Hari Kerja Bupati Gowa dan Kritik Keras


Pendataan warga miskin ekstrem ini merupakan bagian dari program 100 hari kerja bupati terpilih. Menariknya, seluruh SKPD dan kepala bidang di Gowa diwajibkan menjadi orang tua asuh bagi warga miskin ekstrem, menandakan bahwa persoalan ini memang sangat serius yang diduga disembunyikan selama Klan YL berkuasa.


Namun, Ketua DPP LSM Gempa Indonesia mempertanyakan mengapa kabupaten lain di Sulawesi Selatan tidak memiliki program serupa. "Jika hanya Gowa yang melakukan program ini, berarti hanya Gowa yang masih memiliki kemiskinan ekstrem, lebih parah dari kategori miskin biasa," tambahnya.


Bahkan, dengan masih adanya warga miskin ekstrem, tagline "Lanjutkan" yang diusung bupati terpilih dianggap tidak relevan. "Apa yang mau dilanjutkan jika ternyata masih banyak rakyat hidup dalam kesengsaraan?" ujarnya dengan nada tegas.


Dimana Bantuan Sosial Yang Dikelola Dinas Sosial Selama Ini?.


Ketua DPP LSM Gempa Indonesia juga mempertanyakan kinerja Dinas Sosial Kabupaten Gowa selama ini. "Jika data kemiskinan ekstrem baru sekarang muncul, berarti selama ini Dinas Sosial Gowa bekerja untuk siapa? Apa yang mereka data?" Kenapa baru di data masyarakat Miskin Ekstrim?.


Lebih jauh, ia menyoroti distribusi bantuan sosial yang seharusnya diberikan kepada masyarakat. "Jika masih ada warga miskin ekstrem, lalu kemana semua bantuan sosial selama ini? Apakah benar-benar tersalurkan?"


Sebagai pemimpin organisasi masyarakat, Ketua DPP LSM Gempa Indonesia menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengkritisi kebijakan bupati terpilih jika program yang dijalankan tidak berpihak pada rakyat. "Kami akan terus mengawal dan memastikan bahwa kepemimpinan di Gowa tidak sekadar melanjutkan warisan sebelumnya, tetapi benar-benar membawa perubahan untuk kesejahteraan rakyat."


Dengan terbukanya fakta ini, publik kini menunggu langkah nyata dari pemerintah daerah. Apakah program ini hanya sekadar pencitraan atau benar-benar akan membawa perubahan bagi masyarakat miskin ekstrem di Gowa? tutupnya.


( MGI / RDJ )

 
 
bottom of page