Pemilihan Bupati Gowa 2024 Diduga Paling Kacau, Aparatur Pemerintah Tidak Netral, Ada Praktek Pembiaran !!!
Gowa 01 November 2024~
Ketua DPP LSM Gempa Indonesia Amiruddin SH, mengungkapkan kekhawatiran mendalam terkait proses pemilihan Bupati Gowa untuk periode 2024-2029. Pemilihan ini diduga sebagai yang paling kacau dalam sejarah pilkada di Kabupaten Gowa, di mana berbagai unsur aparatur pemerintahan hingga pengamanan ditengarai berpihak kepada pasangan calon nomor urut 2, HT-DM yang berwenang lakukan pembiaran .
Dugaan keberpihakan ini melibatkan berbagai pejabat pemerintahan, mulai dari tingkat RT, RW, Kepala Dusun, Kepala Lingkungan, Kepala Desa, Lurah, Camat, hingga pejabat-pejabat lainnya, bahkan Bupati Gowa sendiri, hal ini terjadi karena diduga pimpinan aparatur pemerintahan diduga tersandera dengan kasus hukum (Korupsi).
Amiruddin menyampaikan bahwa laporan mengenai dugaan ketidaknetralan ini telah sampai ke Bawaslu Kabupaten Gowa, yang juga menerima laporan terkait keterlibatan Ketua Apdesi dan beberapa camat. Selain itu, Bupati Gowa dan istrinya pun telah dilaporkan atas dugaan tindakan tidak netral dan intervensi kepada bawahannya .
Dalam penelusuran yang dilakukan oleh Anggota DPP LSM Gempa Indonesia, di lapangan, terungkap bahwa situasi ini menciptakan ketidakpuasan di kalangan masyarakat.
Jika intervensi ini tidak segera ditangani, besar kemungkinan masyarakat Gowa akan menyuarakan ketidakpuasannya melalui aksi besar-besaran yang diinisiasi oleh Aliansi Rakyat Gowa. Menurutnya, aksi ini bertujuan untuk menyelamatkan demokrasi di Kabupaten Gowa, di mana pilkada seringkali menjadi zona merah dalam aspek kerawanan konflik.
Ketua DPP LSM Gempa Indonesia berharap agar semua pihak dapat menjaga netralitas dan memberikan kebebasan kepada masyarakat Gowa untuk memilih pemimpin yang sesuai dengan hati nurani mereka, tanpa ada intervensi dari pihak manapun.
Hal ini penting agar demokrasi di Kabupaten Gowa dapat berjalan dengan jujur dan adil, dan berharap kepada aparat penegak hukum jangan biarkan rakyat ditekan di Intervensi hanya karena segelintir orang yang mau berkuasa tutupnya.
MGI/Ridwan Umar.