top of page
Gambar penuliszainal Munirang

Peringatan Hari Jadi Gowa ke-704, Diduga Sangat Bertentangan Dengan Perubahan Terhadap Situs Sejarah Yang Dilindungi Oleh Undang Undang !!!!


Gowa, 17 November 2024 - Hari Jadi Gowa ke-704 yang jatuh pada hari ini, Minggu (17/11), diperingati dengan khidmat oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Gowa. Momentum ini dianggap sakral dan rutin diperingati setiap tahun sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah panjang kerajaan dan budaya yang melekat di Gowa.


Ketua DPP LSM Gempa Indonesia Amiruddin SH, turut menyoroti pentingnya menjaga kelestarian warisan sejarah dalam rangka memperingati hari jadi Gowa ini. Namun, Amiruddin SH Karaeng Tinggi juga mengingatkan masyarakat tentang peristiwa pada tahun 2016, di mana arsip dan pusaka kerajaan sempat diobrak-abrik oleh pihak Pemerintah Kabupaten Gowa.


"Peristiwa tersebut menjadi catatan kelam bagi sejarah Gowa, Tidak hanya itu hampir seluruh situs bersejarah mengalami perubahan bentuk seperti Lapangan Bungaya, Balla Lompoa, dan bahkan makam Pahlawan Nasional Sultan Hasanuddin.


Padahal, perubahan terhadap situs-situs tersebut melanggar peraturan perlindungan sejarah dan budaya yang jelas tertuang dalam undang-undang," tegas Amiruddin.


Amiruddin menambahkan bahwa pelestarian situs-situs bersejarah merupakan tanggung jawab bersama yang harus dipatuhi sesuai dengan pasal-pasal hukum terkait, termasuk Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Menurut Amiruddin, perubahan pada situs bersejarah dapat menghilangkan nilai-nilai autentik dan identitas budaya Gowa yang seharusnya dijaga untuk generasi mendatang.


Peringatan Hari Jadi Gowa ke-704 menjadi momentum refleksi untuk terus menghormati sejarah, budaya, dan warisan leluhur yang menjadi bagian penting dari identitas masyarakat Gowa. Namun ini dinilai bahwa peringatan hari jadi Gowa yang ke - 704 ini diduga hanya sebagai "simbol" yang seakan akan menghargai leluhur.


Padahal yang sebenarnya sejarah kerajaan Gowa dan situs situs sudah tidak ada yang asli diduga ulah pemerintah yang lelah mencari garis keturunan yang ditarik dari atas kebawah yang tidak akan pernah ditemukan sampai akhir zaman tutupnya.


MGI/Ridwan Umar.

379 tampilan
bottom of page