Proses Pilkada Gowa yang Diduga Rawan Intimidasi dan Politik Uang (Money Politics) Mencerminkan Tantangan Besar Dalam Demokrasi di Gowa !!!
Gowa, 03 Desember 2024~ Tindakan intimidasi dan money politics ini merusak prinsip keadilan dalam proses pemilihan dan membahayakan integritas sistem politik itu sendiri yang ada di Gowa, berikut pemaparan salah satu pegiat sosial di Gowa Zainal Munirang, SH serta pemaparan dampak yang besar potensinya untuk ditimbulkan.
Intimidasi sering kali terjadi karena adanya kekuatan politik yang berusaha menekan atau mengancam pihak tertentu, seperti calon, pemilih, atau pihak lain yang terlibat dalam proses pilkada. Ini bisa dilakukan oleh aktor-aktor yang ingin memastikan kemenangan mereka dengan cara yang tidak sah, ujar Zainal Munirang, yang akrab disapa Bang Enal.
Menurut Bang Enal sendiri hal ini mengurangi kebebasan dalam memilih bagi masyarakat, karena mereka merasa takut untuk memilih sesuai dengan kehendak hati nurani, serta
Meningkatkan ketidakpercayaan publik terhadap proses pemilihan yang berlangsung, yang pada akhirnya bisa mengurangi partisipasi pemilih dan merusak sendiri sendi demokrasi.
Ditambahkan oleh Bang Enal Money Politics (Politik Uang)
merujuk pada praktik memberikan uang atau barang kepada pemilih, atau pihak lain untuk mempengaruhi suara mereka dalam pemilihan. Hal ini sering terjadi karena adanya ketidaksetaraan ekonomi dan adanya aktor politik yang berusaha membeli suara demi memenangkan pilkada kali ini di Gowa.
Adapun dampak Kecurangan pada Proses pemilihan menjadi tidak adil, karena suara pemilih tidak mencerminkan pilihan sejati mereka, melainkan dipengaruhi oleh pemberian materi.
Lanjut Bang Enal menjelaskan dihadapan awak media siang ini tanggal 03 Desember 20204, bahwa dampak dari praktek Intimidasi dan penggunaan Money Politics ini mengurangi kualitas pemimpin.
Pemimpin yang terpilih melalui politik uang atau intimidasi cenderung lebih loyal kepada pihak yang memberi dukungan finansial, daripada kepada rakyat yang memilihnya.
Lebih lanjut Bang Enal mengatakan hal ini bisa berujung pada kebijakan yang tidak berpihak kepada masyarakat luas.
Adapun Upaya untuk Mengatasi hal ini dijelaskan oleh Bang Enal Pihak pihak terkait wajib melakukan sosialisasi, yang berorientasi pada out put dari sosialisasi ini serta melibatkan semua unsur tokoh masyarakat di tiap Desa/ Kelurahan didalamnya.
Masyarakat perlu diberikan pendidikan pemilih yang cukup, agar mereka memahami pentingnya memilih berdasarkan kualitas calon, bukan karena uang atau ancaman, ujarnya.
Dan yang paling penting yakni Penegakan Hukum yang Tegas, Pihak berwenang perlu memberikan sanksi yang tegas bagi mereka yang terbukti melakukan intimidasi atau politik uang, guna menciptakan iklim pemilihan yang lebih sehat, "tuturnya".
Sangat diharapkan Pilkada ini seyogyanya bebas dari intimidasi dan politik uang sangat penting untuk memastikan bahwa hasil pemilihan mencerminkan keinginan rakyat yang sesungguhnya, serta menghasilkan pemimpin yang memiliki komitmen untuk melayani masyarakat dengan baik, bukan dengan cara cara kotor "tutup Bang Enal".
REDMGI/ Ridwa Umar